Dinamika Gelombang
Gelombang laut
adalah benda laut yang sangat setia, tak pernah berpaling dari bibir pantai.
Pernahkah dari kalian melihat gelombang laut sampai ke daratan dalam keadaan
berpaling?
Tak pernah, iya
begitu setia...
Kontur daratan
yang berbeda dan berputar hingga 180 derajat sekalipun tak jua membuat
gelombang laut memalingkan hati dan pandangannya. Ia menghormati secara penuh
akan daratan. Ia tahu bahwa setibanya di darat, ia hanya menjadi pecahan
gelombang yang menyapu-nyapu pantai.
Gelombang laut itu berubah tak pernah tenang saat mendekati bibir pantai. Ia tahu bahwa saat mendekati bibir pantai ia bisa bersentuhan langsung dengan gelombang dan manusia-manusia yang ceria melihatnya. Karena engkau, wahai gelombang begitu istimewa.
Siapa yang membawa
air laut hingga jadi kesatuan menjadi gelombang?
Dia adalah angin, walaupun
terlihat begitu sepoi-sepoi namun mampu memindahkan massaku menjadi kumpulan
air yang menggelegar. Manusia memberi nama dengan gelombang, aksi yang aku
lakukan itu menghasilkan ilmu yang manusia dalami dengan seksama. Proses diriku
menghasilkan gelombang membentuk gerakan naik turun dan posisi puncak dan
lembah.
Laut adalah tempat
semua manusia ikut terpana, gelombang yang saling tak ulur antara pasang dan
surut sebuah fenomena yang sulit dipisahkan. Layaknya siang dan malam, saling
bekerja sama untuk bisa membuat siapa saja takjub.
Gelombang besar
jadi daya tarik bagi para penguji adrenalin melalui olahraga bermodalkan papan
selancar. Manusia-manusia pemberani dari berbagai negara menjadikan gelombang
yang dinamikanya paling besar sebagai magnet dan penguji sampai mana kemampuan
dirinya menaklukkan gelombang.
Baca juga: Cuaca dan Ladang Rezeki
Dinamika yang
dihasilkan oleh laut melahirkan sebuah olahraga penuh nyali bagi yang berani.
Berselancar menghindari gulungan ombak dan hantaman gelombang yang pedih buat
siapa saja terpana melihatnya.
Saat saya kecil,
apalagi rumah saya yang dekat pelabuhan. Melihat gelombang sore yang melemah
memukul-mukul dinding pelabuhan adalah keasyikan tersendiri. Begitu banyak
kepiting karang jantan pamer kepada kepiting betina bahwa ia tangguh.
Saat gelombang
menerjang dirinya tidak terbawa arus. Saya yakin kepiting betina tersenyum nan manis
bahwa kepiting jantan yang ia lirik tak tenggelam oleh gelombang.
Sama hal dengan
manusia, manusia melakukan dengan hal elegan melalui papan selancar. Pemain
selancar yang mayoritas lelaki menguji adrenalin dan ingin di lirik, mungkin
ada orang spesial yang melihat aksinya sambil tersenyum tipis.
Saya yakin dari
kita semua pasti menjadikan destinasi liburannya adalah ke pantai, bermain
pasir. Kucing-kucingan dengan gelombang laut hingga membuat istana pasir
sebelum gelombang menyapunya menjadi hamparan pasir basah seperti semula.
Saya dan
teman-teman memanfaatkan pasir sebagai arena menguji kekuatan tubuh. Kami semua
bermain bola di pasir yang sangat berat dan melelahkan dibandingkan lapangan
berumput. Kami sadar gelombanglah yang memudahkan kami bisa berlari dan
mengejar bola. Semakin padat pasir yang tercurah gelombang laut, di situlah
kami bisa berlari kencang.
Saat bola yang
kami mainkan tertendang keras ke arah laut, laut sangat murah hati. Sifat tarik
ulur gelombang membuat kami tak harus berenang mengejar bola, laut mengirim
kembali sesuatu yang berbeda dari dirinya.
Lelah bermain
bola, tak usah kuatir bau badan pengap kering. Cukup bermain dengan air laut,
gelombang laut mampu membersihkan diri yang kotor dan dekil menjadi lelaki
bersih kembali. Tak ada rasa takut dimarahi orang tua. Sungguh mulia bukan
dinamika gelombang buat siapa saja ikutan senang.
Namun saya sangat
kecewa dan marah, ada pula manusia tak bertanggung jawab yang teganya membuang
sampah dan kotoran di laut. Ia tahu akan mengembalikan dengan cara elegant, laut
tak suka dirinya kotor, ia akan membuat lingkaran air kotor dan air bersih.
Limbah tak pantas berlama-lama, kami akan mengirimkan umpan balik di mana ia
berasal ujar lautan.
Tak di sangka,
laut mahakarya sang mahakuasa menjadikan manusia kehilangan begitu banyak waktu
menatapi pasang surut gelombang. Tak pernah ada rasa bosan memperhatikan aksi
si gelombang, ia pun senang saat mendekat ke daratan lalu tertarik lagi ke laut
lepas.
Gelombang punya
penghasil suara yang begitu khas, jiwa-jiwa yang butuh ketenangan dan kedamaian
menjadikan pantai tempat gelombang merapat sebagai meditasi alam. Suara naik
turun dari pukulan gelombang ke daratan terbawa oleh angin menghasilkan suara
unik dan teduh.
Jiwa yang kalut
dan kusut suruh saja ke laut, sepulang dari sana kegundahannya pun sirna
seperti jejak kaki di pasir yang tersapu gelombang.
Saya rasa
gelombang punya kekuasaannya, ia sangat ganas dan kuat saat pasang hingga mampu
mengikis pasir pantai di kala malam hari. Lalu melemah sangat lemah saat senja
tiba. Ia tahu nelayan masih banyak yang mengandalkan dirinya untuk pulang dan
pergi mencari ikan.
Dinamika gelombang
pulalah yang membuat dirinya berbeda dengan sungai dan danau, statis tak ada
gelombang ke sana kemari. Daya tarik itulah yang buat semua menjadikan laut
sebagai pelabuhan liburannya setiap akhir pekan. Kelebihan yang ia tonjolkan,
laut yang begitu luas dan sekutunya yakni angin.
Angin dan air laut
dunia komponen pembawa berita, dahulu saat komunikasi tak semudah saat ini.
Botol berisikan surat jadi pembawa kabar berita, laut tak pernah dusta namun
kamu jangan terlalu berharap pula.
Botol surat
mengapung ke sana kemari dibawa gelombang tanpa arah. Hanya keyakinan dari si
pemberi surat yakin kelak suratnya tiba ke tujuan. Andai laut tak punya
dinamika, tak ada harapan, tak ada surat yang tiba.
Lain kebutuhan
manusia lain pula yang diinginkan makhluk air yang hidup di dalam kesatuan air
laut. Dinamika gelombang membuat mereka tak pernah lapar, persebaran makanan
merata akibat gelombang.
Pertukaran air
laut yang atas berganti dengan air yang bawah menghasilkan berkah. Andai tak
ada dinamika itu, hanya makhluk permukaan atas saja yang kenyang. Makhluk di
dasar laut mati kelaparan.
Kehebatan
gelombang tak cukup sampai di situ, dialah yang memberikan persebaran suhu di
daerah yang sangat dingin ke daerah hangat. Gerakan dinamika gelombang
menetralisir suhu bumi. Andai dinamika gelombang tak ada, sebahagian laut
membeku termasuk siapa saja yang hidup di dalamnya.
Gelombang laut
pemberi rezeki bagi manusia pengumpul pasir, pantai yang tercipta dari tumbukan
pasir dari jasad resik makhluk laut. Gelombang membawa ke pantai dan mengering
dipanaskan oleh matahari. Berkat itulah pengumpul pasir mengumpulkan tumpuk
demi tumpuk untuk bisa diangkut oleh truk pasir. Andai tak ada gelombang, tak
ada pasir dan tak ada pula rezeki.
Karena gelombang
berbagi kepada siapa saja, hanya sebuah kesatuan saat menjadi gelombang. Pecah
menjadi buih-buih yang begitu banyak, itulah nikmat rezeki yang ia bagikan
kepada siapa saja. Kembali lagi ke peraduan dan melakukan hal semula tanpa
bosan.
Itulah tingkah polah gelombang, renungan kepada
manusia sebagai pembelajaran. Semoga menginspirasi!
Tags:
Fiksi
0 komentar